Kini! Kita & Dia, 11 Juni 2024
"Apa kamu tidak ingin memilih keturunan?"
"Jadi apa ikhtiarmu untuk bisa mendapatkan buah hati?"
Setelah menikah. Titik fokus pertanyaan akan tertuju pada 2 pertanyaan itu! Pertanyaan yang sederhana, dan pertanyaan seperti itu juga yang sebenernya bukan menjadi ranah kita untuk menjawabnya. Karena kita tidak pernah tahu Rezeki yang seperti apa, yang akan Allah berikan untuk kita? Kita juga tidak pernah tahu berapa jumlah dari takaran rezeki milik orang lain? Meskipun pertanyaan itu ditujukan untuk kita. Please! Bukan soal ingin atau tidak ingin?? Bukan soal mau beriktiar atau tidak mau??? Tapi percaya penuh pada-Nya, bahwa keterlambatan ini adalah yang terbaik. Point penting adalah selama kita masih ada iman, masih mau belajar mencari ilmu, dan masih mau berikhitiar maksimal. Percaya deh! Hal baik itu akan ada di masa depan? Dimana kita sendiri pun nggak pernah tahu seperti apa Endingnya nanti?
Mulai detik ini pahamilah!
"Maukah kita bersabar lebih maksimal lagi?"
"Maukah kita menfokuskan diri untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik lagi dihadapan-Nya?"
"Maukah kita menerima dengan lapang dan ikhlas secara penuh pada ketetapan terbaik-Nya?"
"Ahhh, tidak mudah memang! Tapi selalu bisa diikhtiarkan bukan! Ingat yah! Bukan berpusat pada fokus yang satu ini saja! Jangan berambisi lebih, berharap untuk bisa memiliki keturunan, ataupun berharap buah hati jika tidak pandai mengevaluasi diri sendiri! Bukan juga karena Allah tak sayang pada kita! Bukan!", Justru begitulah rasa Sayang-Nya pada kita dengan cara yang berbeda. Berbeda durasi waktu kebahagiaannya, berbeda prosesnya, berbeda isi do'a dalam rapalan-rapalan panjang kita. Berbeda nilai kesungguhannya dari yang proses yang lainnya, dan berbeda itulah nantinya yang akan memberikan arti lebih pada pribadi kita, ataupun pasangan kita.
Paham! Bahwa Anak adalah Zinah al-Hayah al-Dunya (Perhiasan Dunia), sebagaimana dalam QS. Al-Kahf/18: 46.
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan“. (QS. Al-Kahf/18: 46.)
Bukan tidak boleh berharap. Karena meletakkan harapan bukan pada tempat bersandar dikhawatirkan akan menjadikan buah kekecewaan. Bahkan yang sudah dikaruniakan buah hati pun, dikhawatirkan terlampaui menjadi orang-orang yang berbangga diri diantara pejuang garis 2 lainnya yang belum dikehendaki untuk punya buah hati.
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.“ (QS. Al-H̱adid/57: 20)
Sadar! Setelah menikah penting punya manajemen emosi yang baik. Hal negatif itu pasti akan selalu ada, bisikan soal perceraian juga akan selalu ada, ketidaksukaan orang lain terhadap rumah tangga kita pun akan selalu ada, jadi perbanyak istighfar yah! Lebih banyak lagi, bahkan yang menulis kata indah ini pun belum tentu bisa sekuat hati menjaga keistiqomahan diri untuk berkata yang baik-baik. Keluh, pelik, dan mungkin upatan diri pun secara sadar ataupun tak sadar pernah terucap. Tapi ketika kita meletakkan hati kita dan berharap penuh kepada Allah dengan sunguh-sungguh! Percayalah! Allah akan mengenggam hati kita dalam genggaman cinta-Nya.
Dari yang tadinya punya problem dalam. Rumah tangga, lantas bisa berbenah, dan Allah jaga rumah tangganya dalam sakinah, mawaddah, dan Rahma. Allah berkahi rumah tangganya. Allah berikan ketenangan dari salah satunya untuk mengalah. Ahhhh, setak terduga itu romansa setelah menikah.
Sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadits berikut: "Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketentuan) Allah Ta'ala selain doa. Dan tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik." (HR At Tirmidzi).
Hal yang bisa diikhtiarkan adalah berdo'a dengan mantab.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا
"Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqon: 74)
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ
"Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh." (QS. Ash-Shaffat: 100)
رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ
"Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." (QS. Ali Imran: 38)
Endding yang diharapkan.
وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۚ كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ
"Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya". (QS. At Tur: 21)
Palembang, 11 Juni 2024
Comments