Ikhtiar Wanita Perindu Syurga

Baca, Like, Comen, dan Share!

Terimakasih untuk setiap nasihatnya Mbak-Mbakku. Bersyukur dikelilingi orang-orang yang baik.
ٱلْأَخِلَّآءُ يَوْمَئِذٍۭ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا ٱلْمُتَّقِينَ

"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf: 67)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang itu mengikuti diin (agama; tabiat; akhlaq) kawan dekatnya. Oleh karena itu, hendaknya seseorang di antara kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan kawan dekat.” (HR. Abu Dawud, Silsilah ash-Shahihah no. 927)

Maka dari itu, selektiflah dalam memilih teman agar tidak menjadi musuh di hari kiamat.

Perempuan Berkepala Tiga itu bilang:
"Bahkan di usia pernikahan kami yang ke-19 tahun ini pun. Kami masih senantiasa menikmati prosesnya untuk saling memahami. Karena diawal mengarunginya, pada tahapan ini tidaklah mudah, dan bisa dibilang sulit! Karena di dalam pernikahan hal seperti ini butuh waktu berkali-kali untuk bisa paham setelah mengenal problem, atau harus berkonflik terlebih dahulu, terjadi miss komunikasi, hingga menemukan kata saling. Butuh kesabaran yang tidak sebentar, dan bahkan butuh menurunkan ego dalam setiap keadaannya. Setelah begitu, barulah kami bisa menerima pola menjalaninya masing-masing. Kita akan belajar soal memanajemen konflik yang ada. Tidak mudah marah, tidak mudah meninggikan ego, dan yang ada hanyalah soal kesiapan untuk saling menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing."

Relasi bisnisku berkata: "Suami kita kan bukan seorang Fir'aun. Lantas kenapa kita hanya memandang kekurangannya saja? Bukankah kita juga punya kekurangan. Kenapa kita tidak belajar menilik/mengambil hikmah dari kisah-kisah sahabat Nabi, ataupun shahabiyah yang bisa kita jadikan teladan. Minta sama Allah! Tidak ada hal yang sulit, dan semua tergantung dengan apa yang diniatkan diawal kita menikah!"

Ibu muda dengan 4 orang anak itu memberikan sinyal kebaikan: "Kenali bagaimana bahasa cinta suami ke Istri? Berproses, jangan mencela/menyelisihi hal yang tidak disukai suami. Percaya! Pasti hati suami akan lembut, dan menunaikan apa yang menjadi kewajibannya setelah Istri menunaikan kewajibannya. Lakukan hal yang bisa dilakukan! Bukankah itu adalah sebuah proses, dan tidak ada proses yang tidak ada nilainya. "Janganlah kamu meremehkan kebajikan sekalipun sangat kecil, walau hanya sekedar wajah cerah yang kamu berikan ketika bertemu saudaramu." (H.R. Muslim dari Abi Dzar)

"Senyum manis yang engkau berikan kepada saudaramu itu ada pahalanya." (H.R. Tirmidzi)

Pertanyaan adalah, "bagaimana bila kamu menyenangkan hati suamimu?" Yakin! Allah pasti akan berikan keberkahan di dalam rumah tangga itu.

"Maka, barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya ia akan melihat balasannya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya ia akan melihat balasannya." (QS. Al-Zalzalah [99]: 7-8)

Jadi tidak ada kesulitan bagi suami sebenernya dalam mendidik, ataupun membimbing istrinya untuk menjadi sholehah/taat pada suaminya. Jika suami senantiasa meminta pada Allah untuk dimudahkan dalam mendidik, ataupun membimbing kekasih halalnya menuju visi-misi rumah tangga yang dirindukan syurga. Ada hubungan timbal-balik yang terjadi disana! Dampak positif dari mempelajari teladan Rasulullah SAW dalam mendidik istrinya. Pastikan! suami mendidik ataupun membimbing istri dengan akhlak yang baik, tutur kata yang bijak, dan dengan bahasa kasih sayang yang mudah untuk diterima seorang istri. Pasti hati Istri akan mudah dalam menerima nasihat suaminya.  Jelas, "Orang mukmin  yang paling baik imannya, yaitu orang yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling baik terhadap istrinya. Aku adalah orang yang paling baik diantara kalian terhadap istri." (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Manja)

Terus bagi seorang Suami. Ingatlah! Bahwa perempuanmu adalah makhluk yang dhaif. Jika kamu mengharapkan Istrimu bisa dididik, dibimbing, diarahkan menjadi taat pada Rabbmu bahkan padamu. Jangan pernah mendidiknya dengan kata-kata yang kasar, atau akhlak yang tidak baik.

Ingatlah kembali bagaimana sebuah hadist ini berkata:

"Nasihatilah perempuan dengan baik karena perempuan diciptakan dari tulang rusuk yang paling bengkok. Dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah atasnya. Jika engkau dengan keras meluruskannya, niscaya engkau akan mematahkannya. Tetapi, kalau engkau biarkan niscaya akan tetap bengkok." (H.R. Muttafaq 'alaih)

Inget yah!
Misi terbesar Iblis!
Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi Muhammad SAW pernah besabda, “Sesungguhnya, setan membangun singgasana di atas air lalu mengirim para prajurit ke tengah manusia. Yang memiliki kedudukan paling dekat kepada Iblis di antara mereka adalah yang paling besar menimbulkan godaan. Salah seorang dari mereka mengatakan: ‘Aku selalu menggoda si Fulan sampai aku tinggalkan sementara ia mengatakan ini dan itu.’ Iblis menyahut: ‘Demi Allah, engkau tidak berbuatu sesuatu pun.’ Lalu salah seorang pasukan datang dan berkata: ‘Aku tidaklah meninggalkannya sebelum aku membuatnya bercerai dari istrinya.’ Iblis pun mendekatkan prajurit tersebut dan berkata: ‘Sungguh hebat (setan) seperti engkau’.”

Perceraian sangat disukai oleh iblis dan mereka bersuka cita karenanya. Mereka akan merasa sangat bangga dengan keberhasilan anak buahnya yang telah menyebabkan terjadinya perceraian. Dalam kitab tafsir Taisiir Al-Kariim Ar-Rahmaan I/61, Syaikh As-Sa’di berkata,

“Padahal kecintaan yang terjalin diantara pasangan suami istri (sangatlah kuat) tidak bisa disamakan dengan rasa cinta yang ada pada selain keduanya karena Allah telah berfirman tentang pasangan suami istri وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً (Dan Allah menjadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang)”.

Menjalani kehidupan rumah tangga itu ada ilmunya! Meskipun iblis terus menerus mengoda kita, bukan berarti Allah membiarkan kita berjuang seorang diri. Inilah pentingnya ilmu dalam mempelajari/menjalani kehidupan rumah tangga. Tadabbur Al-Qur'an. Iqra (membaca) baik itu hadist, ataupun kisah-kisah sahabat nabi, ataupun kisah shabiyah yang bisa kita ambil hikmah. Hal terpenting adalah selalu meminta perlindungan Allah dimanapun kita berada. Selalu melibatkan Allah dalam setiap urusan hidup, cinta, dan akhirat kita.

وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّقُوْلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ ۝٢٠١
"Di antara mereka ada juga yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201)

Betapa besar tanggungjawab seorang Suami di hadapan Allah. "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS. At-Tahrim: 6)

Jadi proses menuju taat itu memang tidak mudah. Didik suami itu juga tidak mudah. Tapi suami yang sayang padamu ialah suami yang senantiasa menasihatimu dalam kebaikan dan kesabaran. Hal sederhana dalam hal menutup aurat. Jadi jangan membantah jika suamimu ingin menjaga auratmu.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128)

Surat An-Nur ayat 31yang memerintahkan kaum wanita untuk menutup bagian tubuh dari kepala sampai ke dada, juga ada perintah yang sama pada Surat Al-Ahzab ayat 59, “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu agar mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Jika diuji dengan ujian finansial. Maka bersabarlah! Teguran Allah terhadap istri-istri nabi soal nafkah yang diberikan nabi kepada mereka.
وَلَوْ اَنَّهُمْ رَضُوْا مَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ وَرَسُوْلُهٗۙ وَقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ سَيُؤْتِيْنَا اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ وَرَسُوْلُهٗٓ اِنَّآ اِلَى اللّٰهِ رٰغِبُوْنَࣖ ۝٥٩
"Seandainya mereka benar-benar rida dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Allah dan Rasul-Nya, dan berkata, “Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebagian dari karunia-Nya, dan (demikian pula) Rasul-Nya. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang selalu hanya berharap kepada Allah.” (QS. At-Taubah: 59)

Sadar! Kalau Rezeki sudah ada yang mengatur. Jadi syukuri dengan berapapun jumlahnya?
اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُۗ وَفَرِحُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا مَتَاعٌࣖ ۝٢٦
"Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkan (bagi siapa yang dikehendaki-Nya). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia dibandingkan akhirat hanyalah kesenangan (yang sedikit)." (QS. Ar-Ra'd: 26)

Jadilah hamba Allah yang penyabar!
قُلْ يٰعِبَادِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوْا رَبَّكُمْۗ لِلَّذِيْنَ اَحْسَنُوْا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌۗ وَاَرْضُ اللّٰهِ وَاسِعَةٌۗ اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ ۝١٠
"Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Bumi Allah itu luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan." (QS. Az-Zumar: 10)

Think Positive!
"Rasulullah SAW bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Tarmizi: “Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya".

" Sesungguhnya berprasangka baik kepada Allah adalah termasuk sebaik-baiknya ibadah ". (HR. Abu Dawud)

“Allah berfirman sebagai berikut:”Aku selalu menuruti persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berprasangka baik maka ia akan mendapatkan kebaikan. Adapun bila ia berprasangka buruk kepada-Ku maka dia akan mendapatkan keburukan.” (H.R. Tabrani dan Ibnu Hibban).

Dari Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu dia berkata, Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً  (رواه البخاري، رقم  7405 ومسلم ، رقم 2675 )

“Allah Ta’ala berfirman, ‘Aku tergantung persangkaan hamba kepada-Ku. Aku bersamanya kalau dia mengingat-Ku. Kalau dia mengingat-Ku pada dirinya, maka Aku mengingatnya pada diri-Ku. Kalau dia mengingat-Ku di keramaian, maka Aku akan mengingatnya di keramaian yang lebih baik dari mereka. Kalau dia mendekat sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Kalau dia mendekat kepada diri-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Kalau dia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR Bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675)

Bersyukur maka Allah tambah nikmat itu.

Sebuah riwayat mengatakan, Hushain bin Mihsan menuturkan bahwa bibirnya berkata, "Saat aku menemui Rasulullah SAW., beliau bertanya kepadaku, 'Apakah engkau bersuami?' Aku menjawab, " Ya", beliau melanjutkan, "Bagaimana sikapmu terhadapnya? Aku menjawab, " Aku tidak pernah menbatahnya, kecuali dalam perkara yang tidak sanggup kulakukan. "Rasulullah SAW. berkata lagi, "semuanya tergantung kepada sikapmu kepadanya, karena sesungguhnya dia adalah surga dan nerakamu." (H.R. Nasa', Hakim, Baihaqi, dan Ahmad)

"Tidak ada ketaatan dalam perbuatan maksiat kepada Allah. Ketaatan hanya boleh dilakukan dalam kebaikan." (H.R. Bukhari dan Muslim)


Comments

Popular Posts